Rabu, 18 Januari 2017

TUGAS PRAKTIK CERPEN BAHASA INDONESIA



AKIBAT OM TELOLET OM
Di sore hari yang agak malam, karena mendung menyelimuti langit Sobokarang. Pak Peno dan Bu Janah baru pulang dari rumah kakak Pak Peno. “Didiiiin.” Teriak Bu Janah memanggil nama anaknya itu. Ternyata di rumah yang besar itu hanya terdapat Mbak Sri, rewang keluarga Pak Peno“Sri, “Didin ke mana, sudah sejak pagi tadi aku tidak melihat wajahnya? “ tanya Bu Janah.
“Mas Didin pergi bersama teman-temannya ke pinggir jalan raya. Katanya sih mau Telolet, Bu, “ jawab Sri.
“O alah, Din, Telolet ki panganan opo. Lha, mbok baca sholawat di rumah bisa untuk sangu akhirat.” Sahut Bu Janah berguman.
“Seng sabar Mbok e lak yo bocah lanang ki yo kudu dolan barang” jawab Pak Peno menenangkan.
“La iyo dolan, tapi nak dolan e koyo bapakne pie dolan e nang pasar kembang” Celetup Bu Janah.
“ Yo ra bakal lah, kae ki yo ijek cilik bocahee, wess yo mlebu. Iki Sri yo malah ngrungoke” jawab Pak Peno karo ngajak Bu Janah.
          Sri yang tidak mengerti apa apa lalu pergi meninggalkan ruangan itu. Jauh di 100 meter dari rumah Didin. Sekawanan pemuda sedang menunggu di jalan raya. Dengan membawa kardus yang bertuliskan OM TELOLET OM mereka menunggu bus bus melewati jalan itu. Tak terlewat begitu juga Didin juga mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya.
“OM TELOOLLEETTT OMMMMM” teriak para pemuda yaang sangat bersemangat meneriaki bus yang lewatt.
“TEELOOOLEETT TEELOOOLLEETTT TEELOOLLEETT” bunyi suara klakson bus, memenuhi permintaan mereka.
          Tampakm raut bahagia di antara pemuda pemudi tersebut. Akhirnya hari mulai petang suara adzan magrib mulai terdengar di telinga pemuda itu.
 “Boss balik yok, wes magrib kii” ajak Junior kepada Didin.
“ Rong (dua) TELOLETAN meneh gek bali yoo” jawab Didin selaku komandan pasukan, karena masih ingin bertelolet.
“yawes yooh” jawab para pemuda yang mengiyakan intruksi sang komandan.
          Nampak dari kejauhan bus akan melintas, para pemuda itu lalu mengangkat dan menggoyangkan kardus bertuliskan OM TELOLET OM itu dengan semngatt.
“Wweeerrrrr” bus itu hanya melintas tanpa membunyikan klakson.
“Jaaannnnntiiit ki picik paling matane supir ke ra weroh dewe” sahut Didin agak kesal.
          Padahal yang perlu kita ketahui tidak semua bus mempunyai TELOLET. Lalu nampak dari jauh akan ada bus yaang melintas lagi.
“Kudu rodo nengah ndalan ki ben weroh supire” ajak Didin kepada teman temannya.
“Ojo lehh kesampar malah mati dewe” sahut Koreng.
“Halahh ora oraaa” tambah Didin meyakinkan
          Kemudian para pemuda ini sedikit maju hingga sampai di jalanan yaang beraspal. Bus semakin mendekat para pemuda itu semakin bersemangat sampai tak terkecuali Didin. Begitunya ia sangat gembira sambil melompa-lompat hingga saat  kakinya akan menyentuh tanah kakinya terkilir dan ia terjatuh ke tengah jalan.
“Aaaaaaaaaaa” teriak Didin sambil memejamkan mata.
‘ Diiiiidiiiinnnnn “ teriak para pemuda yang lain.
 Supir bis yang menyadari hal itu lalu membanting setir ke kanan.
“ciiiiiiitttttt braakkkkkkkkkk” bis itu tergelincir dan terbalik.
          Segera para pemuda itu membantu Didin berdiri. Nampak ketakutan di wajah semua pemuda itu. Bus yang terguling itu tampak sangat parah. Setelah beberapa menit mulai keluarlah beberapa orang dari dalam bis tersebut. Para pemuda itu lalu terbesit ingin melarikan diri. Namun setelah melihat yang keluar dari dalam bus tersebuat adalah anak anak TK mereka lalu iba dan membantu mereka keluar.
“Din piyeee kii aku wedi tenan kii” sahut Munir mengagetkan.
“Bariki nak wes do metu kabeh dewe langsung lungo” balas Didin meyakinkan
“ Yyoo yoo yyoo” jawab para pemuda itu serempak dengan nada lirih.
          Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun terdapat beberapa luka luka. Kemacetan pun mulai terjadi hingga berkilo kilo meter. Saat Polisi datang di tempat kejadian Didin dan para pemuda lainnya sudah meninggalkan tempat itu. Hal tersebut telah membuat shok para pemuda itu. Namun tak selang dari 18 jam. Para pemuda itu lalu di amankan oleh Polisi yang mendapat laporan dari supir bus yang telah di intogerasi. Dengan dugaan sebagi saksi para pemuda itu masih di intogerasi tak terkecuali Didin. Akhirnya mereka mengakui perbuatan mereka dan dihukum sesuai peraturan yang ada.
               

1 komentar:

  1. Ya, terima kasih. Kan sudah diajari bagaimana menulis dialog yang benar.

    BalasHapus