AKIBAT OM TELOLET OM
Di sore hari yang agak malam, karena
mendung menyelimuti langit Sobokarang. Pak Peno dan Bu Janah baru pulang dari
rumah kakak Pak Peno. “Didiiiin.” Teriak Bu Janah memanggil nama anaknya itu. Ternyata
di rumah yang besar itu hanya terdapat Mbak Sri, rewang keluarga Pak Peno“Sri,
“Didin ke mana, sudah sejak pagi tadi aku tidak melihat wajahnya? “ tanya Bu
Janah.
“Mas Didin
pergi bersama teman-temannya ke pinggir jalan raya. Katanya sih mau Telolet,
Bu, “ jawab Sri.
“O alah,
Din, Telolet ki panganan opo. Lha, mbok baca sholawat di rumah bisa untuk sangu
akhirat.” Sahut Bu Janah berguman.
“Seng sabar
Mbok e lak yo bocah lanang ki yo kudu dolan barang” jawab Pak Peno menenangkan.
“La iyo
dolan, tapi nak dolan e koyo bapakne pie dolan e nang pasar kembang” Celetup Bu
Janah.
“ Yo ra
bakal lah, kae ki yo ijek cilik bocahee, wess yo mlebu. Iki Sri yo malah
ngrungoke” jawab Pak Peno karo ngajak Bu Janah.
Sri yang tidak mengerti apa apa lalu
pergi meninggalkan ruangan itu. Jauh di 100 meter dari rumah Didin. Sekawanan pemuda
sedang menunggu di jalan raya. Dengan membawa kardus yang bertuliskan OM
TELOLET OM mereka menunggu bus bus melewati jalan itu. Tak terlewat begitu juga
Didin juga mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya.
“OM
TELOOLLEETTT OMMMMM” teriak para pemuda yaang sangat bersemangat meneriaki bus
yang lewatt.
“TEELOOOLEETT
TEELOOOLLEETTT TEELOOLLEETT” bunyi suara klakson bus, memenuhi permintaan
mereka.
Tampakm raut bahagia di antara pemuda
pemudi tersebut. Akhirnya hari mulai petang suara adzan magrib mulai terdengar
di telinga pemuda itu.
“Boss balik yok, wes magrib kii” ajak Junior
kepada Didin.
“ Rong (dua)
TELOLETAN meneh gek bali yoo” jawab Didin selaku komandan pasukan, karena masih
ingin bertelolet.
“yawes yooh”
jawab para pemuda yang mengiyakan intruksi sang komandan.
Nampak dari kejauhan bus akan
melintas, para pemuda itu lalu mengangkat dan menggoyangkan kardus bertuliskan
OM TELOLET OM itu dengan semngatt.
“Wweeerrrrr”
bus itu hanya melintas tanpa membunyikan klakson.
“Jaaannnnntiiit
ki picik paling matane supir ke ra weroh dewe” sahut Didin agak kesal.
Padahal yang perlu kita ketahui tidak
semua bus mempunyai TELOLET. Lalu nampak dari jauh akan ada bus yaang melintas
lagi.
“Kudu rodo
nengah ndalan ki ben weroh supire” ajak Didin kepada teman temannya.
“Ojo lehh
kesampar malah mati dewe” sahut Koreng.
“Halahh ora
oraaa” tambah Didin meyakinkan
Kemudian para pemuda ini sedikit maju
hingga sampai di jalanan yaang beraspal. Bus semakin mendekat para pemuda itu
semakin bersemangat sampai tak terkecuali Didin. Begitunya ia sangat gembira sambil
melompa-lompat hingga saat kakinya akan
menyentuh tanah kakinya terkilir dan ia terjatuh ke tengah jalan.
“Aaaaaaaaaaa”
teriak Didin sambil memejamkan mata.
‘
Diiiiidiiiinnnnn “ teriak para pemuda yang lain.
Supir bis yang menyadari hal itu lalu
membanting setir ke kanan.
“ciiiiiiitttttt
braakkkkkkkkkk” bis itu tergelincir dan terbalik.
Segera para pemuda itu membantu Didin
berdiri. Nampak ketakutan di wajah semua pemuda itu. Bus yang terguling itu
tampak sangat parah. Setelah beberapa menit mulai keluarlah beberapa orang dari
dalam bis tersebut. Para pemuda itu lalu terbesit ingin melarikan diri. Namun setelah
melihat yang keluar dari dalam bus tersebuat adalah anak anak TK mereka lalu iba
dan membantu mereka keluar.
“Din piyeee
kii aku wedi tenan kii” sahut Munir mengagetkan.
“Bariki nak
wes do metu kabeh dewe langsung lungo” balas Didin meyakinkan
“ Yyoo yoo
yyoo” jawab para pemuda itu serempak dengan nada lirih.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa
tersebut. Namun terdapat beberapa luka luka. Kemacetan pun mulai terjadi hingga
berkilo kilo meter. Saat Polisi datang di tempat kejadian Didin dan para pemuda
lainnya sudah meninggalkan tempat itu. Hal tersebut telah membuat shok para
pemuda itu. Namun tak selang dari 18 jam. Para pemuda itu lalu di amankan oleh
Polisi yang mendapat laporan dari supir bus yang telah di intogerasi. Dengan dugaan
sebagi saksi para pemuda itu masih di intogerasi tak terkecuali Didin. Akhirnya
mereka mengakui perbuatan mereka dan dihukum sesuai peraturan yang ada.
Ya, terima kasih. Kan sudah diajari bagaimana menulis dialog yang benar.
BalasHapus