Jumat, 09 Desember 2016

BIOGRAFI KAKEK

BIOGRAFI KAKEK


            Kakek lahir di Prambanan dengan nama Noor Sutrisno, 22 Juni 1939. Beliau  anak dari pasangan Bpk. Rustman  dan Ibu Rumiyah. Kakek adalah anak kedua dari tujuh bersaudara.
            Sewaktu kakek masih kecil,kakek sudah mengalami masa penjajahan. Beliau sangat menyukai ubi jalar. Jika bangun tidur selalu mencari ubi jalar terlebih dahulu. Beliau menangis saat tidak ada ubi jalar di dapur. Baginya ubi jalar adalah makanan terenak yang ada saat itu.
            Kakek waktu kecil sangatlah amat malang, beliau berkata seperti ini “waktu kakek kecil, kakek selalu kekurangan makanan, sandang pun tak layak”.
            Namun begitu, kakek saya adalah orang yang periang, walaupun dengan hidup serba kekurangan, kakek tetap bersikap baik dan santun. Beliau  pun bermainseperti anak lainnya. Beliau tak perna mengeluh ataupun penuntut apapun pada orang tuanya. Karena hal ini tidak hanya terjadi pada keluarga kakek saja.

            Ketika kakek sudah remaja, kakek tumbuh menjadi anak yang sangat yang berbakti pada orang tuanya.Pada zamannya, sekolah adalah suatu ketidakmungkinan. Kakek tidak bersekolah. Setiap hari kerjaanya hanyalah mengembala kambing milik orang tuanya. Beliau  selalu menuruti perintah bapak dan ibunya itu. Beliau tak pernah mengeluh. Hingga pada saat itu kakek bergabung pada PETA karena awal kemerdekaan, pemerintah sangat membutuhkan pasukan keamanan.Banyak hal yang terjadi saat kakek bergabung pada angkatan beersenjata ini. Salah satunya saat beliau di kejar pesawat bersama rekannya. Lalu beliau berlari mengelilingi pohon durian dan beliau dapat selamat tanpa ada luka tembak sama sekali. Sampai saatnya kakek menyukai seorang gadis, yang baginya teramat cantik. Kata kakek, “Kakek sampai tak nyenyak tidur karena memikirkan nenekmu itu !”
Hahahaha…….
            Dia pun meminta izin pada orang tuanya untukmenikahi gadis itu yang bernama Ruliyah. Setelah mendapat izin,  beliau langsung menemuigadis itu. Dan malamnya beliau datang bersama orang tuanya untuk melamar gadis itu, yang tidak lain adalah nenekku yang sekarang.                                      
            Masa penjajahan belum berakhir, kakek masih tergabung dengan PETA. Hasil pertanian sendiri dan gaji kakek dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga barunya. Kakek tidak sering pulang, karena tugasnya yang sewaktu – waktu. Sehingga kakek paling cepat pulang dalam waktu satu bulan. Lalu kakek keluar dari PETA karena terjadinya pemberontakan 30SPKI. Upaya pemerintah untuk membasmi PKI secara membabi buta ternyata menjadikan      konflik dimana – mana terlebih banyak pihak – pihak yang tak bertanggung jawab memanfaatkan hal ini. Dimana terdapat tuduhan palsu terhadap suatu pihak mengatas namakan PKI padahal hal itu tidak benar, hanya karna pihak tersebut tidak menyukai pihak lainnya. Kakek pun keluar dari PETA karena hal tersebut juga sudah memasuki dunia kemiliteran. Lalu kakek bergabung dengan kepolisian hingga masa pensiunnya
            Hari makin berlalu, makin bertambah pula umur pernikahan kakek dan nenek. Mereka pun dikaruniai 8 anak, yaitu :
1.      Bpk. Sugeng
2.      Bpk. Tono
3.      Ibu Yuti
4.      Bpk. Kadlani
5.      Bpk. Soehar
6.      Ibu Lusia
7.      Ibu Yuni
8.      Bpk. Yanto
Mereka mendidik anak-anak mereka dengan baik dan penuh kesabaran. Mereka mengajarkan untuk hidup ikhlas, brusaha, dan berserah diri pada-Nya.
Hingga anak-anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang beliau harapkan. Kakek dan nenek bangga dengan anak-anaknya, yang salah satu diantaranya adalah Ibuku.
Sekarang kakek mempunyai banyak cucu dan anak-anaknya. Kakek berkata “ Kakek bahagia punya cucu-cucu yang baik seperti kalian”.Kakek selalu memberi  pesan yang terbaik bagiku maupun bagi saudara-saudaraku.
Salah satu pesan kakek “ Selalu berbuat baik dan jaga kekeluargaanmu”
            Dimasa tuanya ini, dia selalu hadir untuk untuk memberiku nasehat dan cerita-cerita lucunya.
Setiap kali aku mengunjunginya, aku selalu dimanjakannya.
            Kakek semakin tua, tubuh tegaknya sekarang sudah mulai bungkuk. Rambutnya hamper semua putih. Kulitnya pun semakin keriput. Namun sinar tulus dari matanya tak pernah hilang, sampai kapanpun. Hingga sekarang aku hanya bisa mendoakannya agar di tempatkan di surga bersama orang – orang yang beriman.


1 komentar: