BIOGRAFI KAKEK
Kakek
lahir di Prambanan dengan nama Noor Sutrisno, 22 Juni 1939. Beliau anak dari pasangan Bpk. Rustman dan Ibu Rumiyah. Kakek adalah anak kedua dari
tujuh bersaudara.
Sewaktu
kakek masih kecil,kakek sudah mengalami masa penjajahan. Beliau sangat menyukai
ubi jalar. Jika bangun tidur selalu mencari ubi jalar terlebih dahulu. Beliau menangis
saat tidak ada ubi jalar di dapur. Baginya ubi jalar adalah makanan terenak
yang ada saat itu.
Kakek
waktu kecil sangatlah amat malang, beliau berkata seperti ini “waktu kakek
kecil, kakek selalu kekurangan makanan, sandang pun tak layak”.
Namun
begitu, kakek saya adalah orang yang periang, walaupun dengan hidup serba
kekurangan, kakek tetap bersikap baik dan santun. Beliau pun bermainseperti anak lainnya. Beliau tak
perna mengeluh ataupun penuntut apapun pada orang tuanya. Karena hal ini tidak
hanya terjadi pada keluarga kakek saja.
Ketika
kakek sudah remaja, kakek tumbuh menjadi anak yang sangat yang berbakti pada
orang tuanya.Pada zamannya, sekolah adalah suatu ketidakmungkinan. Kakek tidak
bersekolah. Setiap hari kerjaanya hanyalah mengembala kambing milik orang
tuanya. Beliau selalu menuruti perintah
bapak dan ibunya itu. Beliau tak pernah mengeluh. Hingga pada saat itu kakek
bergabung pada PETA karena awal kemerdekaan, pemerintah sangat membutuhkan
pasukan keamanan.Banyak hal yang terjadi saat kakek bergabung pada angkatan
beersenjata ini. Salah satunya saat beliau di kejar pesawat bersama rekannya.
Lalu beliau berlari mengelilingi pohon durian dan beliau dapat selamat
tanpa ada luka tembak sama sekali. Sampai
saatnya kakek menyukai seorang gadis, yang baginya teramat cantik. Kata kakek,
“Kakek sampai tak nyenyak tidur karena memikirkan nenekmu itu !”
Hahahaha…….
Dia
pun meminta izin pada orang tuanya untukmenikahi gadis itu yang bernama Ruliyah.
Setelah mendapat izin, beliau langsung
menemuigadis itu. Dan malamnya beliau datang bersama orang tuanya untuk melamar
gadis itu, yang tidak lain adalah nenekku yang sekarang.
Masa
penjajahan belum berakhir, kakek masih tergabung dengan PETA. Hasil pertanian
sendiri dan gaji kakek dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga barunya. Kakek
tidak sering pulang, karena tugasnya yang sewaktu – waktu. Sehingga kakek
paling cepat pulang dalam waktu satu bulan. Lalu kakek keluar dari PETA karena
terjadinya pemberontakan 30SPKI. Upaya pemerintah untuk membasmi PKI secara
membabi buta ternyata menjadikan konflik
dimana – mana terlebih banyak pihak – pihak yang tak bertanggung jawab
memanfaatkan hal ini. Dimana terdapat tuduhan palsu terhadap suatu pihak
mengatas namakan PKI padahal hal itu tidak benar, hanya karna pihak tersebut
tidak menyukai pihak lainnya. Kakek pun keluar dari PETA karena hal tersebut
juga sudah memasuki dunia kemiliteran. Lalu kakek bergabung dengan kepolisian
hingga masa pensiunnya
Hari
makin berlalu, makin bertambah pula umur pernikahan kakek dan nenek. Mereka pun
dikaruniai 8 anak, yaitu :
1.
Bpk. Sugeng
2.
Bpk. Tono
3.
Ibu Yuti
4.
Bpk. Kadlani
5.
Bpk. Soehar
6.
Ibu Lusia
7.
Ibu Yuni
8.
Bpk. Yanto
Mereka mendidik anak-anak mereka
dengan baik dan penuh kesabaran. Mereka mengajarkan untuk hidup ikhlas,
brusaha, dan berserah diri pada-Nya.
Hingga anak-anaknya tumbuh dan berkembang
menjadi anak-anak yang beliau harapkan. Kakek dan nenek bangga dengan
anak-anaknya, yang salah satu diantaranya adalah Ibuku.
Sekarang kakek mempunyai banyak cucu
dan anak-anaknya. Kakek berkata “ Kakek bahagia punya cucu-cucu yang baik
seperti kalian”.Kakek selalu memberi pesan yang terbaik bagiku maupun bagi
saudara-saudaraku.
Salah satu pesan kakek “ Selalu
berbuat baik dan jaga kekeluargaanmu”
Dimasa
tuanya ini, dia selalu hadir untuk untuk memberiku nasehat dan cerita-cerita
lucunya.
Setiap kali aku mengunjunginya, aku
selalu dimanjakannya.
Kakek
semakin tua, tubuh tegaknya sekarang sudah mulai bungkuk. Rambutnya hamper
semua putih. Kulitnya pun semakin keriput. Namun sinar tulus dari matanya tak
pernah hilang, sampai kapanpun. Hingga sekarang aku hanya bisa mendoakannya
agar di tempatkan di surga bersama orang – orang yang beriman.
Ya!
BalasHapus